4 Pertanyaan Seputar Perawatan Pasca Melahirkan



Pasca melahirkan, rahim, leher rahim, vagina dan perut mulai mengecil kembali mendekati ukuran sebelum kehamilan dan persalinan. Hilangnya hormon kehamilan dalam jumlah banyak segera setelah melahirkan ini seperti kehilangan dorongan energi yang besar, sehingga akan menyebabkan Anda menjadi sangat lelah. Perawatan pasca melahirkan harus diperhatikan dengan baik-baik untuk kesehatan ibu.

1. Apa saja yang harus diperhatikan pada perawatan ibu selama nifas? 
Masa nifas berlangsung sejak ibu melahirkan sampai ibu berhenti mengeluarkan darah. Pada umumnya, masa nifas berlangsung sekitar 40 hari setelah melahirkan. 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada masa nifas adalah sebagai berikut :
  • Masa nifas dikatakan sehat jika timbul rasa mulas selama menyusui. Hal ini berlangsung sejak bersalin sampai 2 – 3 hari sesudahnya. Mulas-mulas ini menunjukkan bahwa pengecilan rahim sedang berlangsung.
  • Masa nifas dikatakan sehat bila lendir dan darah keluar sampai 2 – 3 minggu setelah melahirkan.
  • ASI (Air Susu Ibu) sudah keluar sejak persalinan. Banyaknya ASI tergantung dari perawatan payudara, gizi ibu, dan kerapnya bayi mengisap.
  • Berkemih biasanya sudah dapat dilakukan begitu selesai melahirkan. Apabila tidak bisa berkemih, perlu perawatan khusus di rumah sakit.
  • Buang air besar sudah dapat dilakukan begitu selesai persalinan. Paling lambat pada hari ke – 2 sampai hari ke – 3 sehabis bersalin, ibu sudah dapat buang air besar.
  • Adanya benjolan di bagian perut bawah sudah tak teraba lagi pada hari ke – 10, sehabis persalinan. Artinya, rahim sudah kembali normal.


2. Perlukah pemeriksaan nifas bagi ibu-ibu pasca melahirkan?
Periksa nifas dilakukan untuk melihat kondisi rahim apakah sudah kembali normal. Pemeriksaan nifas juga bermanfaat untuk mengetahui apakah ASI lancar atau adakah peradangan payudara. Sebaiknya melakukan pemeriksaan nifas setelah 40 hari melahirkan. Selain itu, pemeriksaan nifas dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan nifas.

3. Gangguan apa saja yang biasa terjadi saat nifas?
Pemeriksaan masa nifas sebaiknya dilakukan jika setelah 40 hari melahirkan terjadi perdarahan atau demam nifas. Adanya gangguan pada masa nifas kemungkinan disebabkan oleh ibu terserang penyakit lain.

Gangguan–gangguan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :

ASI tidak keluar
Gangguan ini biasanya disebabkan karena ibu kurang gizi dan bayinya kurang mau mengisap, kurangnya perawatan payudara selama hamil dan kondisi ibu yang masih tegang dan banyak pikiran.

Payudara membengkak, nyeri, dan meradang
Gangguan ini mungkin disebabkan karena terjadi infeksi payudara yang ditandai oleh ibu yang demam dan salah satu atau kedua belah payudaranya membesar. Terjadinya infeksi disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama hamil dan kurang bersihnya puting susu. Untuk membersihkan puting susu dapat dilakukan dengan cara membersihkan puting susu dengan air bersih.

Lendir yang keluar berbau busuk
Adanya lendir yang berbau busuk dimungkinkan karena telah ada infeksi jalan lahir. Bisa juga saat pertolongan persalinan dilakukan secara tak bersih.

Terjadi perdarahan dari liang rahim
Perdarahan dari liang rahim dapat disebabkan karena adanya sisa ari-ari yang tertinggal.

Perut ibu masih membuncit
Masih membuncitnya perut disebabkan karena pemulihan rahim yang terlambat atau mengalami gangguan.

Rahim turun dan muncul saat ibu berkemih
Terjadinya rahim turun karena ibu terlalu banyak anak dan jaraknya terlalu pendek serta usia melahirkan yang terlalu muda.

Tidak bisa berkemih
Gangguan ini kemungkinan disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih, atau telah terjadi kerusakan pada saluran kemih sewaktu dilalui bayi.

Timbul keputihan
Timbulnya keputihan mungkin disebabkan oleh kurang bersihnya selama persalinan sehingga terjadi infeksi oleh kuman atau jamur.  Keputihan ini ditandai dengan munculnya cairan berwarna putih susu, kuning hingga kehijauan.

Sesak napas dan berdebar-debar karena serangan jantung
Gangguan ini biasa dialami oleh ibu yang sebelumnya mempunyai penyakit jantung.

Tekanan darah tinggi
Kondisi seperti ini biasa dialami oleh ibu yang baru melahirkan sampai bayi berumur 2 bulan. Segera periksakan ke dokter apabila disertai gejala nyeri kepala, kaki bengkak, dan leher belakang terasa tegang dan kencang.

Ibu tampak pucat, lesu, dan lemah
Kondisi seperti ini biasa dialami oleh ibu yang menderita anemia /kekurangan darah.

4. Setelah masa nifas, biasa dokter akan menyarankan untuk mengikuti KB terlebih dahulu. Apakah KB itu, mengapa harus dilakukan dan apa saja jenis kontrasepsi yang aman untuk diikuti?
KB (Keluarga Berencana) adalah suatu perencanaan keluarga untuk mencapai norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. KB bukan hanya semata pengaturan jumlah anak melainkan juga cara penanggulangan kasus kemandulan.

Pasca persalinan dan masa nifas, sebaiknya ibu mengikuti program KB.  Hal ini dilakukan agar ibu tidak langsung hamil lagi. Hamil yang sehat adalah jika jarak antara dua kehamilan sedikitnya dua tahun. Hal ini dikarenakan bayi yang baru lahir memerlukan perhatian penuh dari ibu. Selain itu, kehamilan kembali yang terjadi kurang dari dua tahun dapat membahayakan ibu.

Kontrasepsi merupakan bagian dari KB, yaitu cara-cara pencegahan kehamilan. Beberapa jenis kontrasepsi yang aman untuk diikuti adalah sebagai berikut :

Pantang berkala
Kontrasepsi jenis ini dikenal juga dengan KB kalender. Kontrasepsi jenis pantang berkala adalah menghitung kapan saat senggama yang tidak membuahkan kehamilan. Caranya yaitu dengan menghitung kapan masa subur terjadi. Kontrasepsi jenis ini sudah lama ditinggalkan karena angka kegagalannya tinggi.

Kondom
Kondom adalah jenis kontrasepsi yang prinsipnya menghalangi masuknya air mani ke dalam vagina sehingga gagal memasuki rongga rahim. Dengan demikian pembuahan tidak terjadi. Namun, kontrasepsi jenis ini juga memiliki angka kegagalan yang cukup tinggi dikarenakan cara memasang yang salah, mutu kondom yang jelek, atau terjadi kebocoran.

Spermaticid
Kontrasepsi jenis ini menggunakan bahan kimiawi khusus yang berpotensi membunuh spermatozoa. Jadi, begitu spermatozoa memasuki vagina langsung dilumpuhkan. Kontrasepsi jenis ini dapat berupa tablet, krim, agar-agar, dan tisu. Prinsip kerja alat kontrasepsi ini adalah yaitu dengan memasukkan bahan spermaticid ke liang vagina sebelum melakukan senggama.

Spiral
Prinsip kerja alat kontrasepsi ini yaitu adanya benda asing berupa spiral di dalam rongga rahim dianggap sebagai barang pengganggu bagi rahim. Dengan adanya spiral di dalam rongga rahim, hasil pembuahan yang mungkin sudah terbentuk akan diganggu sehingga gugur.

Hormon
Kontrasepsi jenis ini dilakukan dengan menggunakan hormon buatan. Kontrasepsi jenis hormon dapat berupa pil, suntikan, atau susuk. Prinsip kerjanya yaitu dengan menghambat ovulasi, menghambat perjalanan telur menuju rahim, dan menghambat tertanamnya hasil pembuahan. 

Selain itu, hormon juga dapat menambah pekat lendir leher rahim sehingga sukar ditembus sperma. Sperma menjadi terhambat atau sperma tidak mampu membuahi telur.

Sterilisasi
Kontrasepsi jenis ini menggunakan prinsip dengan pembedahan mini. Bius yang digunakan untuk pembedahan ini adalah bius lokal sehingga pasien tetap sadar selama pembedahan. 

Sterilisasi pada wanita dikenal dengan tubektomi, yaitu pengikatan kedua saluran telur sisi kiri dan kanan. Dengan demikian sel telur tidak dapat memasuki rongga rahim dan pembuahan tidak akan terjadi. Tubektomi paling baik jika dilakukan dalam 48 jam sehabis melahirkan. Indikasi tubektomi sebagai berikut :

- Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup.
- Umur 30 tahun dengan 3 anak hidup.
- Umur 35 tahun dengan 2 anak hidup.

Sterilisasi untuk pria dikenal dengan istilah vasektomi, yaitu dengan mengikat saluran sperma di pangkal kantong zakar sehingga spermatozoa tidak mengalir keluar sewaktu ejakulasi. 

Yang keluar sewaktu ejakulasi hanyalah getah lendir dari kelenjar-kelenjar dari sekitar buah zakar termasuk getah prostat.

Comments

Popular posts from this blog

OLAHRAGA SAAT HAMIL

17 Pertanyaan Seputar Perkembangan Ibu dan Janin dalam Kandungan

16 Pertanyaan Seputar Indera Bayi