Posts

Showing posts from December, 2019

Mengungkap Rahasia Dikabulkannya Do’a

Image
Do’a adalah senjata dan perisai bagi kaum mukminin. Bentengnya adalah do’a dan senjatanya adalah tangisan. Dalam ajaran Islam do’a menempati posisi sangat penting. Tidak hanya digunakan untuk meminta kebutuhan hidup semata, melainkan sebagai sarana berinteraksi dengan Allah subhanahu wa ta’ala dan juga sarana beribadah.  Do’a merupakan bentuk dari penghambaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, bukti bahwa kita begitu lemah tanpa pertolongan Allah. Karena itu orang yang tidak pernah berdo’a dan meminta kepada Allah subhanahu wa ta’ala termasuk dari kategori orang yang sombong. “Do’a adalah senjata orang mukmin, tiang bagi agama dan cahaya dari langit,” demikian kutip hadis yang diriwayat Hakim. Do’a merupakan bentuk mashdar dari kata Da’a–Yad’u yang bermakna memanggil atau mengundang. Kata ini juga memiliki beberapa variasi mashdar, diantaranya: da’wan, da’wah, dan da’wa. Secara etimologis, do’a dapat bermakna memohon, minta diambilkan (sesuatu), membutuhkan,

Do’a Makin Lengkap di Saat-saat Mustajab

"Hanya kepada Engkau (Allah) yang kami sembah dan hanya kepada Engkau jualah kami memohon pertolongan." Secara sadar atau tidak sadar itulah do’a yang seringkali kita baca ketika shalat. Seringkali kita membacanya dalam shalat fardhu 5 x sehari. Sebanyak 17 x sehari kita berdo’a. Belum lagi yang mengerjakan shalat-shalat sunnah. Itulah do’a kita pada Allah swt. Do’a adalah saat-saat ketika kedekatan seseorang dengan Tuhannya. Sebagai pencipta, Allah sangat suka para hamba berdo’a kepadaNya. “Dan berkata Tuhanmu: Berdo’alah kepadaku, pasti aku memperkenankannya.” (QS. Al-Mu’min: 60)  Oleh karena itu ketika seseorang berdo’a, ia akan menyadari betapa lemahnya dan betapa hina dirinya di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala, ia menyadari bahwa tak seorang pun yang dapat menolongnya kecuali Allah subhanahu wa ta’ala. Adalah fitrah setiap manusia, bahwa ketika ia dalam keadaan terjepit, ia sangat membutuhkan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala. Walaupun pada suatu ketika

Dzikir Asmaul Husna untuk Wanita Berbadan Dua

Image
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani Asy Syafi’i rahimahullah mencantumkan dalam kitabnya yang mashur di kalangan masyarakat Muslim, Bulughul Marom, sebuah hadits yang statusnya Muttafaqqun ‘Alaih yang sangat sarat makna dan faedah di dalamnya. Hadits tersebut diriwayatkan dari sahabat Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, beliau shalallahu ‘alaihi wasallam berkata,  Bahwasanya Rasulullah berkata, “Sesungguhnya milik Allah 99 nama, barang siapa yang mengahshonya maka pasti masuk surga.” (HR. Bukhory no. 2736, 7392, Muslim no. 6989) Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani Asy Syafi’i rahimahullah setelah menyampaikan hadits ini dalam Bulughul Marom Beliau mengatakan bahwa At Tirmidzi, Ibnu Hibban telah membawakan riwayat tentang nama-nama tersebut namun sebenarnya nama-nama tersebut statusnya adalah mudrodz/sisipan dari perowi dan bukan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Hal ini juga disetujui oleh Ibnu Hazm, Abu Bakar bin Al’Arobi (Ibnul Arobi), Ibnu Athiyah, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim,